genderuwo sebagai narasumberini merupakan jin atau makhluk halus yang di yakini oleh sebagian masyarakat Indonesia
Mistisme
merupakan paham yang memberikan ajaran yang serba mistis (misal ajarannya merupakan rahasia atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung kekelaman) sehingga hanya dikenal, diketahui atau oleh orang-orang tertentu saja yang dipahami, terutama Penganutnya. Kata mistemis berasal dari bahasa Yunani mystikos yang artinya rahasia (geheim), serba rahasia (geheimzinnig), tersembunyi (verborgen), gelap (donker) atau terselubung dalam kekelaman (in het duister gehuld).
Mistisme bersifat maknanya universal, mistisme muncul dalam pengalaman mistik dan proses untuk mencapai suatu kesatuan dengan Tuhan atau kekuatan semacamnya yang bersudut pandang teologis dan fisiologis yang beragam.Kebudayaan percaya dengan hal ghaib, bukan hal baru bagi masyarakat Indonesia sebelum nenek moyang manusia berada di Indonesia telah mempercayai ajaran yang merupakan ajaran yang mempercayai roh dan arwah yang telah meninggal dunia, yakin orang meninggal di bumi dan hidup bersama. Banyak suku di Indonesia yang mempercayai hal tersebut salah satunya suku Jawa yang kental dengan hal magis.
Di era modern seperti ini banyak masyarakat yang mencari data atau sumber lisan dari dukun atau paranormal yang dianggap sebagai perantara ke dunia ghaib untuk memperoleh informasi yang mereka anggap akurat. Hal ini dilakukan oleh para peneliti sejarah lokal yang berprofesi sebagai youtuber untuk mencari sumber sejarah dan melihat sebgai konten mereka dengan menyampingkan metodologi sejarah yang benar.Fungsi dukun itu sendiri sebagai mediator komunikasi dengan arwah atau roh kemudian dukun akan menyampaikan informasi kepada orang yang mencari data.
Baca juga Sejarah Indonesia
Padahal mencari sumber sejarah yang ilmiah harus memenuhi proses pemeriksaan keaslian dan sumber dari sejarah tersebut. Sumber sejarah dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni sumber sejarah primer dan sumber sejarah sekunder. Oleh karena itu informasi yang kita dapatkan selayaknya akan menjadi konsumsi atau tontonan kepada publik yang lebih mengedukasi sesuai bukti dan kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan dan pola pikir tidak selalu berlebihan dengan hal-hal yang ghaib.