Kebijakan VOC di Indonesia Kebijakan VOC Memberlakukan dua jenis pajak kepada rakyat. Pertama, pajak contingenten, yaitu pajak hasil bumi yang langsung dibayarkan kepada Pajak ini diterapkan terhadap jajahan langsung, misalnya Batavia. Kedua, pajak verplichete leverente, yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditentukan VOC. Pajak ini diterapkan terhadap daerah jajahan yang secara tidak langsung dikuasai, misalnya Kerajaan Mataram Islam.Menyingkirkan pedagang-pedagang lain, baik pedagang negara Eropa lain maupun pedagang Jawa, Cina, Arab, dan Melayu. Hal ini dilakukan untuk monopoli rempah-Menentukan luas areal penanaman rempah-rempah. Kebijakan ini diterapkan diMelakukan kebijakan ekstirpasi, yakni penebangan kelebihan jumlah tanaman rempah- rempah agar harga tetap dipertahankan. Untuk melindungi kebijakan tersebut, Belanda melakukan pelayaran Hongi, yakni pelayaran menggunakan perahu kecil (kora-kora) untuk patroli terhadap penyelundupan rempah-rempah.Mewajibkan kerajaan-kerajaan untuk menyerahkan upeti setiap tahun kepadaMewajibkan rakyat menanam tanaman tertentu, misalnya kopi, dan hasilnya dijual kepada VOC dengan harga yang sudah ditentukan oleh VOC. Langkah-langkah VOC Dalam rangka mendukung kebijakan-kebijakan, VOC melakukan dua hal sebagai berikut. Menggunakan cara kekerasanBila ada raja atau sultan yang menolak berdagang dengan syarat-syarat yang telah ditentukan VOC, maka raja tersebut ditangkap dan diasingkan ke daerah lain. Selanjutnya, VOC mengangkat raja atau sultan baru yang menuruti kemauan VOC.2. Taktik jitu devide et imperaDevide et impera secara harfiah artinya “pecah belah dan kuasai”. Salah satu bentuknya adalah dengan mencampuri urusan dalam negeri setiap kerajaan. Caranya, apabila ada konflik internal di suatu kerajaan atau dengan kerajaan lain, VOC akan mendatangi salah satu kerajaan untuk menawarkan bantuan. Ketika tawaran bantuan tersebut diterima, VOC akan membantu mengalahkan kerajaan lain dengan berbagai syarat atau perjanjian. Isinya imbalan monopoli perdagangan atau mendapatkan sebagian wilayah yang dikalahkan. Monopoli perdagangan adalah VOC mengharuskan para petani menjual rempah-rempahnya kepada VOC dan tidak boleh kepada kongsi dagang lain dengan harga yang sudah ditentukan sendiri oleh VOC.Dengan cara itu, pada tahun 1669, VOC merupakan perusahaan dagang terkaya sepanjang sejarah. VOC memiliki 150 kapal dagang, 40 kapal perang, 50.000 pekerja,10.000 tentara, dan pembayaran deviden (sistem pembagian keuntungan) sebanyak 40%. Seorang filsuf dari Jerman yang bernama Karl Marx (1818-1883) menulis dalam bukunya yang berjudul Das Salam Historia VOC merupakan perusahaan internasional pertama di dunia. Anggota kongsi ini tidak hanya orang-orang Belanda, tetapi juga ada orang Spanyol, Portugis, dan Inggris. Yang mengejutkan, mereka kebanyakan merupakan bekas-bekas penjahat yang kemudian bergabung dengan VOC sehingga tidak mengherankan bila VOC hancur akibat korupsi yang merajalela. Das Capital menyebut VOC sebagai salah satu korporasi pertama dalam sejarah dunia yang paling jahat dan rakus. Sejarawan Onghokham pernah mengatakan bahwa kolonialisme di Jawa bukan dengan operasi militer, melainkan lebih banyak dengan melakukan perjanjian dengan raja atau pangeran setempat. Jumlah tentara VOC dan Hindia Belanda tidaklah terlalu besar, tetapi hanya kuat secara finansial.