Penduduk Arab Sebelum Islam masuk ilustrasi golongan bangsa arab Jazirah Badui (arab) merupakan tempat lahirnya agama Islam. anda tahu mengenai Jazirah dalam bahasa Bedouin berarti pulau. Ternyata Jazirah Bedouin berarti “pulau Timur Tengah. Sebagian sejarawan menamai tanah Badui sebagai Shibhul jazirah yang berarti semenanjung. Secara geografis, jazirah Badui di sebelah barat berseberangan dengan laut merah, di sebelah selatan dengan Samudera Indonesia, di sebelah timur dengan Teluk Middle Easterner dan disebelah utara dengan Gurun Irak dan Gurun Syiria.Bagian Jazirah Arab Jazirah Badui terbagi dua bagian besar: bagian tengah dan bagian pesisir. Bagian tengah terdiri dari tanah pegunungan yang jarang dituruni hujan, sehingga tidak memiliki sungai yang mengalir tetap, yang hanya ada lembah berair di musim hujan. Sebagian besar jazirah Baduy adalah padang pasir sahara yang terletak di bagian tengah. Penduduk yang mendiami bagian tengah penduduk gurun yang terdiri dari suku badui yang memiliki gaya hidup pedesaan dan nomadik. Daerah pesisir sangat kecil, seperti selembar pita yang mengelilingi jazirah. Penduduk sudah hidup menetap dengan mata pencaharian bertani dan berniaga. Mereka mendirikan kota dan kerajaan, dan juga sempat merusak hubungan dengan berbagai macam kebudayaan. Penduduk yang mendiami bagian tepi disebut penduduk negeri. Negeri yang ada di jazrah Badui adalah Yaman, Hijaz, Hirah dan Ghasan (Syalabi, 1997: 30-33).Penduduk Jazirah ArabPenduduk Badui membagi dua golongan besar yaitu Qahthaniyun (keturunan Qahthan) di wilayah selatan, dan Adnaniyun (keturunan Ismail receptacle Ibrahim) di wilayah utara. Kemudian kedua golongan membaur karena pemisahan dari utara ke selatan atau sebaliknya. Masyarakat hidup dalam budaya kesukuan Badui, baik yang nomadik maupun menetap. Organisasi dan identitas sosial diturunkan pada suatu rentang komunitas yang luas. Beberapa keluarga membentuk kabilah (klan) dan dipimpin oleh seorang syekh. Mereka suka marah. Peperangan antar suku sering terjadi. Sikap ini telah menjadi tabiat yang mendarah daging dalam diri orang Badui mereka di golongkan suka pembunuhan. Dalam masyarakat yang suka pendarahan, nilai wanita menjadi rendah. Situasi seperti itu terus berlangsung sampai agama Islam lahir. Ketika itu dunia Badui merupakan kawasan peperangan yang terus menerus. Di sisi lain, masyarakat badui memiliki pemimpin, namun mereka hanya tunduk kepada syekh atau ketua kabilah dalam hal yang berkaitan dengan peperangan, seperti pembagian harta rapasan.