Kesultanan Banten : Prestasi dan keruntuhan Ilustrasi Lambang kesultanan Banten Latar Belakang Kesultanan Banten Kesultanan Banten adalah Kerajaan Islam yang berlokasi di wilyah Banten.Ketika Cirebon dan Demak menguasai pesisir barat Pulau Jawa pada tahun 1526, beberapa kawasan pelabuhan dimasukkan, termasuk pangkalan militer dan kawasan perdagangan sebagai antisipasi terealisasinya kesepakatan antara Sunda dan Portugis pada 1522 M. Pernah menjadi pusat perdagangan besar di Asia Tenggara, terutama lada menjadi komoditi, kerajaan ini mencapai puncaknya pada akhir abad ke-16 dan pertengahan abad ke-17. Didirikan di Batavia dan pindah ke Hindia Belanda pada sekitar abad tahun 1813. Berbagai sumber asing seperti dari Tiongkok yang berjudul Shung Peng Hsiang Sung (1430). Hingga Tome Pires (1512), Menyebutkan banten sebagai rute pelayaran mereka. Prestasi Kesultanan Banten Kesultanan Banten merupakan kadipaten atau bagian dari kesultanan Demak, namun ketika Demak mengalami kemunduran Kesultanan Banten melepaskan diri dan menjadi negara yang mandiri. Maulana Hasanudin berandil besar dalam peletakkan fondasi Islam di Nusantara. Hal ini di buktikan berbagai sumber bangunan masjid dan sarana pendidikan Islam seperti, pesantren. Maulana Yusuf, putra dari Maulana Hasanuddin naik takhta pada tahun 1570 ( memerintah 1570-1580). Ia melanjutkan ekspansi Banten kekawasan pedalaman Sunda dengan menaklukkan pakuan Pajajaran tahun 1578. Agama Islam kemudian masuk ke wilayah Sunda atas pengaruh dari kesultanan Banten. Tetapi tidak semua orang Sunda masuk Agama Islam, seperti suku Badui yang memilih menyingkir ke Banten bagian selatan. Kemunduran Kesultanan Banten Kemunduran Kesultanan Banten ketika di mulainya adanya penghiantan dari Sultan Haji yang bekerja sama dengan VOC untuk mengalahkan ayahnya yaitu Sultan Ageng Tirtayasa.