September 30, 2023
Kapal Jung milik kerajaan Demak
Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum dan Sedudah 1908
Kedatangan Sekutu dan Belanda di Indonesia
Apa yang di maksud dengan penelitian Sejarah
Kebijakan VOC di Indonesia
Berdirinya VOC Dan Hak Oktroi
Rakyat Maluku melawan Portugis
Kerajaan Demak di pimpin Pati Unus Melawan Portugis
Perlawanan Raja Lokal terhadap Bangsa Eropa
Masa berburu dan Mengumpulkan makanan
Latest Post
Kapal Jung milik kerajaan Demak Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum dan Sedudah 1908 Kedatangan Sekutu dan Belanda di Indonesia Apa yang di maksud dengan penelitian Sejarah Kebijakan VOC di Indonesia Berdirinya VOC Dan Hak Oktroi Rakyat Maluku melawan Portugis Kerajaan Demak di pimpin Pati Unus Melawan Portugis Perlawanan Raja Lokal terhadap Bangsa Eropa Masa berburu dan Mengumpulkan makanan

wayang purwa : Sanghyang manikmaya

Wayang Purwa

 

Silsilah Wayang Purwa menurut Purwa Carita, berawal dari Nabi Adam berputera Nabi Sis. Nabi Sis berputera Sanghyang Nurcahya. Sanghyang Nurcahya berputera Sanghyang Nurrasa. Sanghyang Nurrasa berputera Sanghyang Wenang. Sanghyang Wenang berputera berputera Sangyang Tunggal. Sanghyang Tunggal berputera Sanghyang Ismaya, Sanghyang Antaga, dan Sanghyang Manikmaya. 

Ketiga putera Sanghyang Tunggal dengan Dewi Wirandi ketika dilahirkan berujud sebutir telur. Keadaan demikian, membuat Sanghyang Tunggal bersemedi kepada Sanghyang Wenang memohon agar perwujudan telur tersebut berubah menjadi manusia biasa. Akhirnya, telur tersebut berubah menjadi tiga orang bayi. 

Bayi pertama berasal dari kulit telur, bernama Puguh (Antaga). Bayi kedua berasal dari putih telur bernama Ismaya. Bayi ketiga berasal dari kuning telur bernama Manikmaya.

Setelah permohonan Sanghyang Tunggal dikabulkan, Sanghyang Tunggal merasa belum puas, karena menginginkan ketiga bayi tersebut langsung berubah menjadi pria dewasa. Kemudian, Sanghyang Wenang menganugerahkan kendi air sakti bernama Banyugege kepada Sanghyang Tunggal. Maka, berubahlah ketiga bayi tersebut menjadi tiga orang pria dewasa.

Menurut karya sastra kuno lain, Sanghyang Tunggal memiliki putera lain dengan Dewi Wirandi, yaitu Sanghyang Ludra (Dewa Kesa), Sanghyang Darmatuti, dan Sanghyang Dewanjali.

Di atas gunung Mahameru terdapat tempat yang bernama Swargaloka dengan istana Jonggringsalaka yang berdiri berdampingan dengan Kawah Candradimuka.

Menurut kepercayaam manusia pada zaman dahulu, Swargaloka merupakan tempat bersemanyam para dewa. Kawah Candradimuka memiliki fungsi untuk melebur dosa-dosa dan sebagai tanda terjadinya huru-hara di Suralaya.

Untuk masuk ke istana Jonggringsalaka, harus melewati pintu gerbang Selamatangkep yang dapat membuka-menutup dengan sendirinya. Di Suralaya selalu mengalun merdu gamelan Silokananta. 

Suatu ketika, Sanghyang Tunggal berkata kepada ketiga anaknya, salah satu dari ketiga anak tersebut yang merasa mampu akan dianugerahi kekuasaan.

Hal tersebut berakibat, Antaga dan Ismaya saling berebut karena merasa sebagai anak tertua yang berhak atas kekuasaan tersebut. Perselisihan antara Antaga dan Ismaya terjadi hingga keluar istana Jonggringsalaka.

Tiba di sebuah gunung, Antaga menantang Ismaya untuk menelan gunung tersebut. Mereka berdua berusaha untuk menelan gunung tersebut. Akhirnya, Antaga berubah menjadi buruk rupa dengan bentuk mulut sangat lebar dan Ismaya berubah memiliki perut yang sangat besar karena menelan gunung tersebut.

Dengan menangis tersedu-sedu, Antaga dan Ismaya meminta ampun kepada Sanghyang Tunggal. Sanghyang Tunggal berujar bahwa Antaga dan Ismaya dapat kembali sediakala jika sanggup melaksanakan segala perintah Sanghyang Tunggal.

Penulis : Angga Amoriska, S.Sn., M.Pd./Interpretasi/Wayang Purwa versi Sunda karya S. Ardisoma

One thought on “wayang purwa : Sanghyang manikmaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *